Dhani dan Manajemen Republik Cinta
KETIKA Once terlibat dalam proyek soundtrack ”Dealova”, Andra mulai getol bersama band ”Andra and The Backbone”, serta Dhani yang punya mainan baru ”The Rock”, lantas banyak yang kemudian meragukan masa depan ”Dewa 19”. Salah satu band yang paling berpengaruh di tanah air ini pun sempat dikabarkan mau bubar lantaran masing-masing personelnya sibuk dengan kerjaan sampingan.
Apalagi kala itu Dhani, sang leader, pernah memberi pernyataan yang cukup mengejutkan. ”Saya tidak pernah melarang teman-teman untuk punya side job. Bagaimanapun kita tidak mungkin bersama selamanya. Tak ada band di dunia ini yang abadi paling nanti di usia 40-an kita sudah merasa jenuh. jadi semua harus siap-siap jika suatu saat band ini akan bubar,” ujarnya.
Namun secara perlahan, sedikit demi sedikit arah tendensi ucapan Dhani itu mulai bisa dideteksi oleh khayalak. Dhani rupanya punya suatu rancangan besar dalam hal ini, yakni membangun sebuah menejemen artis yang kemudian diberi nama ”Republik Cinta Manajemen” (RCM). Selain Dewa 19, Once, The Rock, dan Andra and The Backbone, belakangan Dhani yang berperan sebagai General Manager (GM) juga memasukkan Mulan Jameela, Dewi-Dewi, dan juga Snow White ke dalam manajemen artis tersebut.
Soal kriteria artis yang boleh bergabung dengan RCM, suami Maia Estiyanti ini punya kriteria yang tak lazim. ”Saya ingin menjadikan manajemen Republik Cinta yang bagus dan berkualitas. Untuk masuk manajemen Republik Cinta tidak gampang walaupun saya membuka diri untuk siapa pun. Ada syaratnya, kalau perempuan harus cantik, berbakat dan kemampuan yang oke,” ujar Dhani.
Dari segi kualitas, memang artis-artis RCM bukan orang sembarangan. Hanya Dewi-Dewi dan Snow White sajalah yang masih minim pengalaman panggung. Namun dari talenta, Dhani memang jagonya dalam mencari bibit-bibit baru, tentunya dia tidak akan salah pilih. Sementara untuk Dewa 19, Once, Mulan Jameela, The Rock, dan Andra and The Backbone, bukanlah orang-orang baru dalam peta permusikan kita.
Boleh dibilang, ini merupakan pertaruhan Dhani. Maklumlah, selama ini para musisi jarang yang berekspektasi ke arah sana. Paling sering, jika seorang musisi sudah merasa jenuh, ia akan mengorbitkan penyanyi lain atau juga menjadi seorang produser.
Tapi yang dilakukan oleh Dhani ini sungguh meruapakan sesuatu yang berbeda. Dhani memang sangat mumpuni dalam soal musik, namun kalau masalah manajemen belum teruji sama sekali.
Serba bisa
Nyatanya Dhani memang serba bisa. Ayah dari El, Al, dan Dul ini sukses dalam mengusung RCM dalam setahun terakhir ini. Show 5 kota yang disponsori oleh Marlboro beberapa bulan yang lalu secara tidak langsung membuktikan bagaimana kelihaian Dhani dalam menjual para artisnya.
Menurut pria kelahiran Surabaya, 26 Mei 1972 tersebut, keberhasilan RCM sangat ditentukan oleh kualitas yang dimiliki masing-masing artis. ”Saya tinggal mengawasi. Artis yang ada di sini memang mudah dijual dan karyanya mudah dinikmati masyarakat. Kekurangan mereka sangat sedikit,” paparnya.
Salah satu keunggulan manajemen ini dalam memasarkan artisnya adalah sistem paket yang mereka tawarkan. Cara ini ternyata cukup efektif karena panitia penyelenggara suatu acara tidak usah repot-repot mengurus tetek-bengeknya, cukup langsung ke manajemen saja. Pada perayaan malam tahun baru di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) lalu Dhani memasok empat produknya sekaligus. Yakni, Dewa 19, The Rock, Andra and the Backbone, dan Mulan Jameela. ido/mc-Bersambung
=====================================================
KELIHAIAN Dhani dalam mengurusi Republik Cinta Management (RCM), memang patut diancungi jempol. Dhani berhasil menerapkan sistim manajemen yang profesional di tubuh RCM, sehingga secara perlahan usaha yang digelutinya itu makin menunjukkan tajinya.
Tidak butuh waktu lama bagi RCM untuk mengeruk laba. Setelah beroperasi yang ditandai dengan soft launching pada 13 Maret tahun lalu, manajemen ini diperkirakan telah berhasil meraup keuntungan sebesar 1 miliar.
Pencapaian ini boleh dibilang adalah hasil yang luar biasa, mengingat iklim industri dunia hiburan saat ini tak begitu bagus. Sejak awal Dhani memang begitu optimistis dengan proyek barunya ini. Sebelum RCM didirikan, Dhani sudah terlebih dahulu mendalami seluk-beluk dunia manajamen artis.
’’15 tahun adalah waktu yang cukup bagi saya untuk menguasai seluk beluk dunia musik. Tapi bukan berarti saya ingin membuat label sendiri,’’ ujarnya. Dari pengalaman selama 15 tahun itulah, akhirnya pria yang memelihara jenggot ini berambisi besar menukangi RCM.
Ruwetnya mengurusi perizinan artis, menjadi celah yang dimanfaatkan pria asal Surabaya ini. Ketika berhubungan dengan RCM, suatu event organizer (EO), tidak perlu merasa repot, karena semuanya sudah diurusi manajemen RCM.
Selain itu, artis-artis yang tergabung dalam manajemen ini juga bisa menjangkau semua segmen musik Tanah Air. Dengan begitu, pihak EO cukup berurusan dengan satu manajemen saja, meski mereka membutuhkan beberapa artis yang segmennya berbeda.
Untungkan artis
Tidak hanya bagi pengelola, sistim yang diterapkan di RCM juga cukup menguntungkan para artis. Si artis benar-benar fokus pada pekerjaan. Semua sudah ada yang mengurus. Dari soal kostum, make up, akomodasi dan kontrak, semua sudah ada petugasnya.
Tugas artis tinggal menjaga kesehatan dan kualitas, agar penampilannya tetap prima. ’’Dengan sistim seperti ini, artisnya jelas yang lebih kaya. Fee 15 persen itu untuk membayar karyawan dan biaya operasional,’’ ungkap Dhani seperti yang dilansir tabloid Bintang Indonesia.
Pendapatan RCM tidak hanya berasal dari fee manggung para artisnya saja. Manajemen juga mendapat penghasilan dari keterlibatan para artisnya, baik lewat album maupun iklan.
Sekadar catatan, tahun 2007 memang menjadi titik awal masa keemasan para artis RCM. Rata-rata artisnya bisa meraup sukses lewat sebuah album. Misalnya saja Andra and The Backbone, The Rock, Dewi Dewi, dan juga Once. Hanya Snow White saja yang belum merilis album hingga kini. ido/Am-Bersambung
Sumber :
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=16703&Itemid=37 dan
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=16815&Itemid=37
Analisis Dhani dan Manajemen Republik Cinta
Republik Cinta Management (RCM) adalah sebuah perusahaan musik Indonesia yang memanage para musisi, penyanyi, band dan para seniman lain yang berhubungan dengan musik. Perusahaan ini lahir pada Maret 2007 yang dipelopori oleh Ahmad Dhani, seorang komposer musik dan penulis lagu Indonesia, pentolan Dewa 19. Misi utama RCM adalah mengembangkan kemampuan dan profesionalisme musisi dan penyanyi-penyanyi Indonesia. Dilihat dari misi utama RCM, dari segi kualitas tidak heran jika artis – artis RCM bukan orang sembarangan, disinilah letak kehandalan Ahmad Dhani dalam mencari bibit – bibit baru yang berkualitas. Selain artis yang berkualitas, sistem yang berkualitas juga diterapkan pada RCM, hal itu dapat dibuktikan dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang akan mengontrak artis – artis RCM, pihak EO dari pelanggan cukup berhubungan dengan satu manajemen saja, sementara urusan artis dari soal kostum, make up, akomodasi dan kontrak, semua sudah ada petugasnya. Selain memberi kepuasan kepada pelanggan, sistem yang diterapkan di RCM sangat menguntungkan para artis, sehingga si artis benar – benar focus pada pekerjaan saja serta menjaga kesehatan dan kualitas, agar penampilannya tetap prima. Untuk mengembangkan kemampuan dan profesionalisme para penyanyi di Indonesia, selain membangun kerjasama dengan EMI Music Indonesia dan stasiun TV nasional, RCM juga bekerjasama dengan EMI Internasional Hongkong beserta TV dan EO internasional. Saat ini RCM juga melakukan ekspansi knowledge dengan mengembangkan bisnis The Rock Café baik di Indonesia maupun mancanegara.