You are here: Home > Tugas Pribadi Knowledge Management > Tugas KM 2

Tugas KM 2

Mini Case 1 : Daimler dan Chrysler

  1. Apa saja masalah yang dihadapi dalam penggabungan kedua perusahaan baik dari tingkat Top, Middle maupun Low Level Manajemen?

Jawaban :

Pada mini case 1, masalah yang dihadapi dalam penggabungan Daimler dan Chrysler jika dilihat dari tingkat Top, Middle dan Low level Manajemen, baik masalah dalam knowdege transfer maupun knowledge worker yaitu :

  • Dilihat dari level manajer, pada pemilihan designer untuk perancangan mobil di German dan Amerika memiliki selera yang berbeda sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu, dengan bergabungnya kedua perusahaan tersebut membutuhkan designer mobil untuk menjembatani perbedaan selera dari kedua negara tersebut.
  • Perselisihan gaya manajeman pada level manajer dimana Manajer di German lebih memilih mempersiapkan banyak dokumen sebelum meeting sementara manajer di Amerika lebih memilih untuk mengurangi dokumen dan proses transfer knowledge dilakukan dengan pemaparan (berbicara).
  • Perbedaan gaya pada lower level menajemen dalam hal presentasi mengenai laporan. Manajer di jerman lebih memilih menerima laporan dari bawahannya, sementara Manajer di Amerika lebih cenderung dengan istilah “Lihat nanti saja”.
  • Pemilihan kantor pusat untuk Daimler dan Chrysler juga menjadi masalah pada kedua perusahaan ini. Pasalnya masing – masing Negara menginginkan kantor pusat tetap berada di negaranya sendiri agar akses ke kantor pusat dapat lebih mudah. Oleh karena itu, dalam pemilihan kantor pusat harus ditentukan lokasi strategis yang tepat agar masing – masing negara dapat berhubungan dengan kantor pusat secara mudah.
  1. Latar Belakang dari masalah yang dihadapi dari penggabungan kedua perusahaan :
  • Perbedaan faktor budaya dan tata cara pemindahan knowledge

Perusahaan Daimler dan Chysler memiliki cara tersendiri dalam menjalankan perusahaannya. Ketika mereka bergabung, bagaimanapun juga masing – masing perusahaan tetap memakai budaya masing – masing dalam transfer knowledge maupun knowledge worker. Contoh tersebut dapat dijelaskan melalui mini case 1 pada saat :

  • Dilihat dari level manajer, pada pemilihan designer untuk perancangan mobil di German dan Amerika memiliki selera yang berbeda sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu, dengan bergabungnya kedua perusahaan tersebut membutuhkan designer mobil untuk menjembatani perbedaan selera dari kedua negara tersebut.
  • Perselisihan gaya manajeman pada level manajer dimana Manajer di German lebih memilih mempersiapkan banyak dokumen sebelum meeting dimulai sementara manajer di Amerika lebih memilih untuk mengurangi dokumen dan proses transfer knowledge dilakukan dengan pemaparan (berbicara).
  • Perbedaan gaya pada lower level menajemen dalam hal presentasi mengenai laporan. Manajer di jerman lebih memilih menerima laporan dari bawahannya, sementara Manajer di Amerika lebih cenderung dengan istilah “Lihat nanti saja”.
  • Perbedaan budaya dan factor kurangnya kepercayaan untuk sharing KM
    • Pemilihan kantor pusat untuk Daimler dan Chrysler juga menjadi masalah pada kedua perusahaan ini. Pasalnya masing – masing Negara menginginkan kantor pusat tetap berada di negaranya sendiri agar akses ke kantor pusat dapat lebih mudah. Selain itu dengan adanya kantor pusat di salah satu Negara maka kepercayaan untuk sharing knowledge akan lebih mudah ditransfer karena Negara yang menjadi kantor pusat tersebut tidak perlu beradaptasi lagi dengan lingkungan perusahaan. Sementara itu, Negara yang harus pindah lokasi kantor pusat harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru dimana faktor kepercayaan pada proses transfer knowledge akansulit dilakukan karena factor perbedaan gaya manajeman. Oleh karena itu, dalam pemilihan kantor pusat harus ditentukan lokasi strategis yang tepat agar masing – masing negara dapat berhubungan dengan kantor pusat secara mudah dan tidak ada kecemburuan diantara kedua Negara.
  1. Strategy untuk mengatasi hambatan dari masalah tersebut

Faktor budaya dan kurangnya kepercayaan menjadi masalah utama pada penggabungan kedua perusahaan Daimler dan Chrysler. Untuk mengatasi hal tersebut dibuat strategy perusahaan yaitu :

  • Strategy

Pengaturan goal yang spesifik lewat rencana pengembangan dan komitmen untuk penyediaan sumber daya yang dibutuhkan perlu dilakukan oleh Daimler dan Chrysler. Strategi ini merupakan tindakan / action yang secara spesifik harus terus dirancang, dilihat kondisinya dan terus bisa berubah untuk menyesuaikan dengan tuntutan yang ada. Strategi untuk penentuan goal yang spesifik perlu dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada seperti perbedaan budaya dan factor kepercayaan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh kedua perusahaan tersebut.

  • New Employee

Perekrutan karyawan baru juga diperlukan oleh kedua perusahaan tersebut sesuai dengan tuntutan yang dibutuhkan. Pada kasus ini perlunya perekrutan karyawan baru yang dilatih untuk menjembatani perbedaan pola pikir antara German dan Amerika seperti perancangan mobil, apa yang harus dilakukan sebelum meeting dan presentasi dari laporan yang telah dibuat. Struktur perekrutan karyawan baru harus mengarah pada pola yang baru juga, yaitu struktur karyawan yang bergerak kearah knowledge worker (untuk menjembatani perbedaan pola pikir dar kedua negara), team player (agar dapat bekerja sama diantara kedua Negara), dan unpredictable (agar dapat melakukan perubahan yang cepat diantara kedua Negara).

  • New Organization

Dengan bersatunya Daimler dan Chrysler otomatis harus dibuat suatu organisasi baru untuk memperkecil hambatan – hambatan seperti perbedaan budaya antara German dan Amerika. Fokus perubahan proses bisnis mengarah ke Reengineering yaitu langsung bergeser ke value yang spesifik diinginkan, Customer satisfaction, yaitu lebih mencari kepada kepuasan pelanggan, Core competence (nilai khusus yang harus dimiliki organisasi), Employee participation (semua terlibat dalam pelayanan dan keberhasilan organisasi), Cross functional (struktur organisasi sudah menjadi matrik.

  • Form Of Business

Bentuk dari peleburan bisnis Daimler dan Chrysler harus mengarah ke

  • Corporation, yaitu tidak lagi membatasi bisnis di satu focus saja (misal fokus di German atau Amerika saja, tetapi focus kepada peleburan dari kedua perusahaan tersebut agar dapat memberi nilai untuk organisasi.
  • Proprietorship, yaitu alangkah baiknya jika Daimler dan Chrysler dapat menjual produk baru serta menjual hak cipta dari inovasi yang ada dibanding hanya terus produksi fisik yang costly dengan high risk.

Mini Case 2 : Beer Game Mengamuk

  1. Masalah yang terjadi antara pihak hotel dengan pelanggannya :

Pada kasus Beer Game Mengamuk, masalah yang terjadi antara pihak hotel dengan pelanggannya dapat dikategorikan sebagai hambatan pekerja knowledge. Kendala yang terjadi berlangsung pada aspek fisik, yaitu :

  • Komunikasi tatap muka masih memiliki kemampuan dan cakupan yang dirasa lebih luas dan mudah. Kesalahan komunikasi antara pelanggan dengan pihak hotel karena penggunaan e-mail membuktikan bahwa terkadang email tidak mampu untuk menjembatani komunikasi dari berbagai pihak.
  • Tatap muka tetap dianggap sebagai protokol komunikasi terbaik. Pada kasus Beer game mengamuk, kesalahan komunikasi yang terjadi mungkin dapat diminimalisir jika komunikasi dilakukan lewat tatap muka.
  • Karyawan seringnya tidak mau berurusan dengan terlalu banyak hal termasuk dalam penggunaan KM. Hal ini dapat dibuktikan ketika pengurus rumah tangga hotel ingin bertemu langsung dengan pelanggan hotel dari jam 08.00 – 17.00, padahal pelanggan hotel sedang tidak berada di hotel pada jam tersebut.
  1. Kesalahan orang – orang dalam hirarki tersebut jika diasumsikan bahwa potongan email tersebut sesuai dengan email yang dituju, yaitu :
  • Berawal dari cutinya pelayan tetap Tn. S.Berman yang sedang cuti dan digantikan oleh pelayan sementara. Pada saat pelayan tetap sudah bekerja kembali, pelayan sementara tidak menyampaikan amanat Tn. S.Berman kepada pelayan tetap, semenjak itu, kesalahan penyampaian informasi semakin terus berlanjut.
  • Masalah semakin terjadi ketika Tn. S.Berman menyampaikan informasi atau permintaan atas sabun kepada asisten manager hotel, sementara pembantu rumah tangga yang menghandle masalah tersebut yang dilaksanakan oleh pelayan hotel. Penyampaian informasi diantara banyak orang (asisten manager, pengurus rumah tangga dan pelayan hotel) membuat informasi tersebut tidak utuh lagi seperti pada saat permintaan pertama kali disampaikan oleh Tn. S.Berman.
  • Ketidakjelasan informasi yang disampaikan oleh Tn. S. Berman kepada pihak hotel untuk mengganti pelayan tetap. Seharusnya Tn. S. Berman menyampaikan masalahnya dengan detail kepada pengurus rumah tangga, bukan meminta digantikannya pelayan tetap.
  1. Solusi yang di tawarkan agar permasalahan serupa tidak akan terjadi lagi yaitu dengan cara membuat forum permintaan/keluhan pelanggan hotel secara terpusat dalam arti email bukan dituju ke satu orang saja, tetapi dapat dituju ke masing – masing level yang menangani permintaan / keluhan pelanggan. Dengan adanya forum permintaan/keluhan pelanggan hotel secara terpusat diharapkan informasi dapat jelas diterima ketika ada pergantian pekerja hotel, jadi siapapun pihak hotel yang sedang bekerja dapat menangani permintaan pelanggan tanpa harus dikomunikasikan lewat tatap muka.

Mini Case 3 : Taco Cases

  1. Apa pandangan Taco tentang KM

Pandangan Taco tentang KM seperti yang telah dijelaskan pada Taco Cases jelas sekali terlihat pada penekanan terhadap aset intelectual yang ada pada Taco Inc. Taco percaya bahwa manusia lebih berharga dari teknologi atau mesin dan merupakan aset perusahaan, oleh karena itu Taco berani mengeluarkan modal sebesar apapun untuk pelatihan dan pengembangan para karyawannya. Aspek yang dianggap melandasi Knowledge Management pada perusahaan Taco adalah :

  • “The Knowledge Base and Organizational Learning” yaitu proporsi utama dari pengetahuan perusahaan adanya di pikiran – pikiran karyawannya sebagai unit terkecil. Hal tersebut dapat dilihat dari prinsip Taco yang menyatakan “Keberhasilan tergantung pada kemauan pekerja untuk menawarkan ide, nasihat, dan mempelajari tugas-tugas baru–dengan begitu dapat diperoleh keuntungan dari modal manusia terlepas dari modal fisik.”
  • Defining Knowledge Goals : The Starting Point Knowledge Management

Mendefinisikan Knowledge Goals yang terfomulasikan dengan baik merupakan titik awal dari sebuah KM agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pada kasus Taco, pendefinisian Knowledge Goals meliputi : Pengendalian biaya – biaya, menyerang persediaan dalam proses yang menyumbat pabrik, menginvestasi uang tunai dan ketika resesi usai, Taco menggunakan penjualan baru untuk masa pemulihan guna membeli perlatan besar.

Langkah – langkah dari Knowledge Goal yang didefinisikan Taco yang terformulasikan dengan baik, terbukti dapat menyelamatkan perusahan Taco dari krisis keuangan.

  • Acquiring External Knowledge

Sumber eksternal knowledge juga dibutuhkan sebagai akibat dari pesatnya pertumbuhan dan banyaknya bagian dari perkembangan knowledge. Untuk pengembangan dan pelatihan karyawan, perusahaan Taco mendatangkan Gubenur Pulau Rhode, walikota propinsi, dan pejabat masyarakat, hakim pengadilan tinggi untuk mendidik dan melatih para karyawan bahkan anak – anak karyawan di perusahaan Taco.

  1. Kira-kira apa harapan Taco dengan mengadakan berbagai pelatihan tersebut ?

Harapan Taco terhadap para karyawannya dengan mengadakan berbagai pelatihan adalah untuk memberi keuntungan kepada perusahaan Taco itu sendiri. Sesuai dengan komitmen yang diucapkan Taco yang bersumber pada modal manusia bukan pada modal anggaran, teknologi atau mesin, maka pelatihan dan pengembangan karyawan diharapkan akan membawa ide, nasihat, dan pembelajaran  kepada tugas – tugas baru yang akan dilakukan oleh karyawannya, dengan begitu dapat diperoleh keuntungan dari modal manusia untuk perusahaan Taco. Hal tersebut terbukti ketika terjadi krisis di perusahaan Taco, dengan adanya modal manusia dengan knowledge yang tinggi, maka perusahaan Taco akan dapat bangkit kembali. Modal manusia tersebut tidak dapat digantikan oleh anggaran, mesin maupun teknologi.

  1. Kalau anda diposisi John Hazer White, akankah anda melakukan hal yang sama atau ada strategi yang lain?

Jika saya berada pada posisi John Hazer White, saya akan melakukan hal yang sama dengan dia yaitu dengan mengedepankan modal manusia dibanding dengan modal anggaran, mesin atau teknologi. Alasannya adalah knowledge yang ada pada  manusia tidak selalu dapat ditransfer ke teknologi, contohnya pada tacit knowledge yang berada dalam setiap individu dimana cara transfer knowledge harus dilakukan dengan sosialisasi melalui contoh praktek dari manusia ke manusia dan tidak dapat didokumentasikan melalui teknologi, sedangkan knowledge teknologi, mesin atau anggaran dapat dipelajari oleh setiap manusia asalkan manusia itu mempunyai kemauan keras untuk mempelajarinya.

  1. Apa pendapatmu tentang strategi Taco di masa krisis ?

Strategi Taco di masa krisis yaitu :

  1. Mengendalikan biaya-biaya, yang berarti memotong pengeluaran modal yang telah direncanakan, dan dengan terpaksa memecat sekitar seperlima tenaga kerja pabrik dan tiga persepuluh staf kantor.
  2. Menyerang persediaan dalam proses yang menyumbat pabrik, dengan demikian dapat menghasilkan uang tunai;
  3. menginvestasi uang tunai tersebut untuk meningkatkan efisiensi pabrik; dan
  4. ketika resesi usai, menggunakan penjualan baru pada masa pemulihan untuk membeli peralatan besar sehingga meningkatkan kapasitas produksi tanpa menyewa pegawai tambahan.

Menurut saya, tiga langkah (point b,c dan d) strategi Taco di masa krisis sudah sesuai dengan pendapat saya. Namun saya tidak setuju dengan langkah Taco pada point a karena tidak sesuai dengan komitmen Taco yang menjadikan karyawan sebagai modal utama perusahaan dibandingkan dengan modal anggaran, mesin dan teknologi. Menurut saya, seharusnya Taco tidak langsung memecat karyawannya, tetapi hanya merumahkan sementara para karyawannya. Seleksi bagi karayawan yang dirumahkan harus benar – benar ketat, hanya karyawan dengan produktivitas yang rendah yang pantas dirumahkan. Setelah perusahaan Taco bangkit kembali, hendaknya Taco mempekerjakan karyawannya kembali sebagai aset perusahaan yang tak ternilai harganya. Proses pemecatan karyawan akan merugikan perusahaan Taco karena sudah mahal – mahal Taco mengeluarkan biaya pelatihan untuk para karyawannya namun karyawan tersebut malah dipecat sehingga tidak dapat menghasilkan apa – apa bagi perusahaan Taco.

  1. Apa hal penting yang bisa dipelajari ?

Berdasarkan Mini Case Taco, dapat diambil pelajaran bahwa begitu pentingnya modal manusia yang ada di suatu perusahaan. Perusahaan tidak akan rugi dalam mengeluarkan uang untuk pelatihan para karyawannya. Dengan berkembangnya knowledge di setiap karyawan, maka akan menambah loyalitas karyawan tersebut terhadap perusahaan yang secara tidak langsung akan menguntungkan perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dengan unggulnya perusahaan dalam kompetensi di era globalisasi dan pada masa krisis perusahaan, karyawan dengan loyalitas yang tinggi tidak akan meninggalkan perusahaan begitu saja ketika perusahaan sedang krisis, mereka akan tetap berada di perusahaan dan bekerja sebaik mungkin dengan skill dan knowledge yang mereka miliki untuk membangkitkan perusahaan kembali dari krisis. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan loyalitas dan semangat kerja para karyawan Taco sehingga dapat dengan cepat membangkitkan kembali keadaan Taco dari keterpurukan. Menjadikan manusia sebagai modal utama di perusahaan merupakan langkah tepat karena tidak semua hal – hal yang ada dipikiran manusia dapat di transfer ke dalam teknologi. Tacit Knowledge merupakan contoh perlunya sosialisasi dari manusia ke manusia dalam mentransfer ilmu pengetahuan, sedangkan modal anggaran, mesin dan teknologi masih dapat ditransfer lewat pembelajaran dan pelatihan yang diberikan kepada manusia untuk mempelajari anggaran, mesin dan teknologi tersebut.

Jika modal manusia tidak diperhatikan di dalam suatu perusahaan, maka loyalitas karyawan terhadap perusahaan akan rendah sekali. Hal tersebut akan berengaruh kepada kompetensi perusahaan yang tidak dapat maju di era glibalisasi seperti saat ini. Jika perusahaan sudah tidak dapat berkompetensi, maka krisis akan terjadi di perusahaan itu sendiri, jika perusahaan sudah berada dalam keterpurukan, maka tidak lama kemudian perusahaan tersebut akan menjadi bangkrut karena tidak ada lagi karyawan dengan loyalitas tinggi yang mau membantu membangun perusahaan kembali.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Leave a Reply